Mengubah Tanah menjadi Ladang Ilmu: Perjalanan Edukasi Syarif Saefulloh
Di antara gemerlapnya kota Philadelphia, terdapat seorang pria yang telah mengubah sepetak tanah menjadi lebih dari sekadar ladang yang subur. Namanya adalah Syarif Saefulloh, seorang yang telah melakoni perjalanan yang luar biasa dalam menghidupkan keberkahan dari tanahnya.
Dari pagi hingga senja, Syarif tidak hanya mencurahkan waktu dan tenaganya sebagai seorang cook di salah satu rumah sakit terkenal di kota, tetapi juga sebagai seorang yang merawat tanahnya dengan penuh kasih sayang. Hampir satu dekade ia habiskan untuk berkebun di halaman rumahnya, tanpa pernah mengkomersilkan hasil panen yang melimpah. Baginya, tanaman-tanaman yang tumbuh bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan juga sebagai sumber ilmu dan keberkahan bagi siapa pun yang bersedia belajar.
Dari kecintaannya pada bercocok tanam, muncullah sebuah konsep revolusioner yang diberi nama “Haiqal’s Garden”. Tidak sekadar sebagai kebun biasa, Haiqal’s Garden menjadi ladang ilmu bagi semua orang, dari anak-anak hingga orang tua, dari siswa TK hingga mahasiswa perguruan tinggi. Di sinilah Syarif tidak hanya mengajarkan tentang tanaman dan pertanian, tetapi juga nilai-nilai kehidupan, kepedulian lingkungan, dan kebersamaan.
Ketika berbagi pengetahuan dan pengalaman, Syarif tidak sendirian. Istrinya, Ummu Hani White, turut menjadi bagian dari perjalanan ini. Dengan penuh semangat, mereka menyampaikan pesan-pesan kebaikan melalui buku berjudul sama dengan nama kebunnya, Haiqal’s Garden, yang tersedia dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Melalui buku ini, mereka tidak hanya memperkenalkan keindahan berkebun, tetapi juga bahasa dan budaya Indonesia kepada dunia luar.
Namun, perjalanan ini tidak terhenti di Haiqal’s Garden. Syarif juga turut aktif menjadi narasumber di berbagai acara, baik di Amerika maupun di Indonesia, untuk terus menyebarkan semangat berkebun dan berbagi ilmu kepada masyarakat luas.
Ketika ditanya apakah ia ingin kembali ke Indonesia untuk terus bercocok tanam, Syarif tidak memberikan jawaban yang sederhana. Baginya, langkah tersebut membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, seperti yang ia saksikan di Amerika. Di sana, petani mendapatkan dukungan yang nyata dari pemerintah, mulai dari irigasi gratis hingga bantuan benih dan kompos. Semua itu merupakan wujud dari kepedulian dan apresiasi terhadap profesi petani.
Namun, harapan besar Syarif tidak hanya terletak pada dirinya sendiri. Ia berharap agar kebijakan pemerintah Indonesia juga dapat lebih mendukung para petani, agar mereka dapat hidup lebih sejahtera dan berkembang dengan baik. Dengan memotong mata rantai distribusi hasil pertanian, Syarif yakin bahwa petani dapat meraih hasil yang lebih tinggi dan hidup lebih sejahtera.
Dengan penuh semangat dan dedikasi, Syarif Saefulloh terus menjalani perjalanan panjangnya sebagai seorang pendidik tanah dan ilmu. Melalui kisah hidupnya, ia bukan hanya mengubah tanah menjadi ladang yang subur, tetapi juga ladang yang penuh akan kebaikan dan ilmu yang tiada henti disebarkan kepada masyarakat luas.