Alumni Nakasone

Sejumput Pemikiran Transmigrasi Patriot(Trans Patriot)

Pengembangan daerah transmigrasi merupakan turunan dari konsep ekonomi, karena target pemerintah dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto diyakini dapat mencapai 8 persen. Jika digambarkan dalam notasi persamaan matematika, berikut :
Y = C + I + G + (X-M)

Selaras dengan itu, ide pengembangan transmigrasi dimulai dengan menemukan potensi ekonomi di daerah trans, yang diistilahkan “emas” wilayah transmigrasi.

Seperti yang sudah berjalan di Malut, emas yang ditemukan itu ialah durisn. Maka, mendapatkan ‘off taker’ untuk komoditas durian menjadi langkah lanjutan.

Beberapa waktu lalu Kementrans melakukan kunjungan kerja ke Jepang dan Tiongkok untuk membuka peluang sinergi dan investasi di Indonesia.

Kami mendapatkan penuturan singkat dari Pak Mentrans pada Jumat akhir pekan kemarin, rupanya, eksplorasi ’emas’ transmigrasi menjadi narasi utama dibalik berita yang berkembang.

Inilah ikhtiar seorang Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam upaya menempatkan posisi penting transmigrasi dalam memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional.

Pengembangan ekonomi daerah pada basis wilayah transmigrasi, tidak lepas dari latar belakang kepemimpinannya sebagai seorang militer, yakni: teritorial sebagai dasar kejuangan.

Maka dalam pengembangan sumberdaya teritorial, pembangunan tidak boleh tercerabut dari tanah dan manusianya. Hal ini pula yang ia tangkap dari sekian banyak arahan Presiden Prabowo Subianto, bahwa untuk membangun tatanan pembangunan diperlukan saat ini ‘SDM Unggul’.

Pak Mentrans Iftitah kemudian membentuk konsep Trans Patriot, yang dalam satu tahun terakhir telah dirintis Tim Ekspedisi Patriot.

Trans Patriot merupakan penempatan sarjana di lokasi transmigrasi untuk terlibat dalam mendorong ekonomi masyarakat transmigrasi mengolah emasnya. Ia sekaligus menjadi jembatan bagi sistem di Kementrans dalam menghadirkan off taker.

Asumsi makro yang berkembang dari situasi di atas: jika ada aktivitas ‘I’, maka ‘X’ dapat bertumbuh yang sekaligus akan meningkatkan ‘C’. Sehingga, yang dijamin Kementerian adalah ekonomi yang memberdayakan ekosistem transmigrasi. Dari hubungan itu akan menciptakan pertumbuhan pajak yang berpengaruh pada ‘G’ atau goverment expenditure.

Kerjasama dengan 10 besar kampus ternama adalah rintisan agar para sarjana mau dan mampu ditempatkan di wilayah transmigrasi. Upaya yang tidak mudah, tetapi dengan modal ini pula kerjasama akan berkembang dengan memberi beasiswa S2 bagi sarjana yang turun ke wilayah. Yang membedakan, kuliah dalam studi lanjut strata master ini berlangsung di lapangan, bukan di ruang kelas apalagi di hotel.

Penjelasan Mentrans Iftitah ini menjadi terobosan dari proses bauran kebijakan transmigrasi dan inovasi yang kelak dapat menjadi sentrum baru ekonomi desa, dan tidak menutup kemungkinan mengalami aglomerasi daerah berbasis ekonomi unggul.

Hal menarik lain dari cara kerja Pak Mentrans berkenaan dengan pendekatan pembangunan, yang dalam konteks hubungan antar negara masuk dalam kategori diplomasi, Bapak Menteri memberi nuansa persahabatan. Seperti halnya yang telah kami saksikan, ketika membicarakan hasil pertanian dan perkebunan dengan komoditas durian, negara sahabat disentuh dengan aspek kebutuhan masyarakat Tiongkok yang relatif tinggi atas komoditas duren.

Itulah yang mendorong Tiongkok sebagai negara sahabat langsung merespon peluang yang ditawarkan Bapak Mentrans secara positif.

Kali waktu yang lain, ketika Bapak Mentrans menerima delegasi mahasiswa Jepang bersama Kappija 21 dipimpin Ketua Umum Kappija 21, Dr. Sjahriati Rochmah di kantornya di Kalibata, disuguhi Alpukat mentega premium langsung dari perkebunan.

Kami menyimak peristiwa ini sebagai gastro diplomacy, Bapak Mentrans mengenalkan tanah Indonesia yang kaya sumberdaya alam terbuka bagi pengembangan riset. Enabler faktor sinergi inovasi semakin dimungkinkan dengan hadirnya para Patriot Muda dalam upaya memperkuat ekosistem transmigrasi.

Menggenapi ikhtiar Bapak Menteri, penguatan hubungan lintas negara menjadi sebuah keniscayaan, yang dapat diproses melalui segenap hubungan eksisting, meliputi:

  1. Hubungan kelembagaan yang diarahkan untuk memperkuat inovasi bersama, baik dalam bentuk hibah laboratoriun pertanian;
  2. Pertukaran peserta didik Patriot ke negara sahabat, maupun peserta didik luar negeri untuk terlibat dalam inovasi di wilayah transmigrasi; dan
  3. Membuka global insight Indonesia dalam pembangunan ekonomi daerah berbasis transmigrasi.

Penulis: jajang&tj

https://kappija21.org

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Alumni Nakasone