Pemenang Esai NLF 2025: Kearifan Lokal untuk Kepemimpinan Global
Tahun 2025 menjadi momen kebangkitan KAPPIJA 21. Di tengah rangkaian RLF, NLF, IYLA, Rapimnas, dan Munas, organisasi ini menemukan kembali denyutnya dan arah baru ke depan.
Di tengah dinamika tersebut, Lomba Esai NLF 2025 hadir sebagai ruang refleksi. Tiga esai terpilih menonjol karena menempatkan kearifan lokal sebagai fondasi kepemimpinan global yang inklusif, berkelanjutan, dan humanis.
Juara 1: Musthafa Habiebie Idrus – Kepemimpinan dari Pengalaman Manusiawi
“Empati dan interaksi sehari-hari sebagai fondasi pemimpin masa depan.”
Musthafa Habiebie Idrus dari Universitas Binaniaga Indonesia menulis esai berdasarkan pengalaman nyata sebagai Liaison Officer RLF 2025. Bagi Musthafa, kepemimpinan muncul dari interaksi sederhana—di bus, meja makan, hingga perjalanan menuju Bromo—di mana nilai tepa selira, gotong royong, dan rukun hadir alami. Kepemimpinan masa depan, katanya, lahir dari empati, bukan sekadar rapat formal atau dokumen resmi.
Juara 2: Dimas Arief Prasetyo – Kearifan Lokal sebagai Strategi Youth Empowerment ASEAN
“Gotong royong dan musyawarah mufakat sebagai kerangka kolaborasi regional.”
Dimas Arief Prasetyo dari FKGEA melihat kearifan lokal Indonesia sebagai kunci pemberdayaan pemuda di ASEAN. Keberagaman budaya dan tantangan global, menurutnya, hanya bisa dijawab melalui kepemimpinan inklusif yang berakar pada gotong royong, musyawarah mufakat, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Forum NLF dan RLF KAPPIJA 21 menjadi laboratorium nyata kolaborasi, bukan arena kompetisi.
Juara 3: Putri Keisha Andani – Nilai Nusantara sebagai Soft Diplomacy Global
“Empati, toleransi, dan harmoni sosial sebagai modal kepemimpinan internasional.”
Putri Keisha Andani dari Institut Bisnis Kwik Kian Gie menekankan kearifan lokal sebagai modal etis dan diplomatik bagi pemimpin muda Indonesia di panggung internasional. Nilai-nilai Nusantara—empati, toleransi, dan harmoni sosial—bukan sekadar identitas budaya, tapi kekuatan soft diplomacy yang membangun kepercayaan dan persahabatan antarnegara secara berkelanjutan.
Ketiga esai terpilih menegaskan bahwa kepemimpinan global masa depan harus berakar pada nilai kemanusiaan, di tengah disrupsi teknologi, AI, dan dinamika geopolitik. Gagasan ini sejalan dengan arah transformasi KAPPIJA 21 sepanjang 2025.
Melalui Rapimnas dan Munas, KAPPIJA 21 menegaskan langkah baru—berubah dari penerima menjadi kontributor, dari penunggu peluang menjadi pencipta nilai. Suara jujur Pengda melahirkan semangat bersama, yang berpuncak pada terpilihnya Dr. Sjahriati Rochmah sebagai Ketua Umum 2026–2029.
Rangkaian RLF 2025 kemudian menghadirkan nilai-nilai itu dalam praktik: kolaborasi, perjumpaan lintas budaya, dan gerak nyata. Seperti ditegaskan dalam ketiga esai, empati, kebersamaan, dan kearifan lokal menjadi fondasi langkah ini. Kini KAPPIJA 21 memasuki fase baru—lebih adaptif, relevan bagi generasi muda, dan siap memperkuat kerja sama Indonesia–Jepang. Dengan semangat saling menguatkan sebagai DNA, KAPPIJA menulis bab baru: bersama, lebih kuat, dan lebih bermakna.