Ati Ganda: Menari dengan Jiwa, Mengabdi dengan Cinta
Alumni KAPPIJA21
Kak Ati Ganda dikenal sebagai penari, koreografer, dan pendidik seni yang berdedikasi. Ia tercatat sebagai Alumni KAPPIJA21 angkatan kedua tahun 1985, tergabung dalam Grup Civil Servant – Pegawai Negeri Muda, saat bertugas di Departemen Pekerjaan Umum (PU), Direktorat Irigasi I – ABLN (Administrasi Bantuan Luar Negeri).
Pengalaman di KAPPIJA21 memperluas wawasan dan jaringan Kak Ati, sekaligus meneguhkan keyakinannya: seni dan pengabdian kepada bangsa bisa berjalan beriringan.
Awal Kehidupan dan Benih Seni
Lahir sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara, masa kecil Kak Ati penuh energi, tomboy, dan rasa ingin tahu. Orangtuanya mendorongnya mencoba berbagai bidang seni: piano, tarik suara, hingga tari. Dari sinilah kecintaannya pada gerak tubuh mulai tumbuh, terutama tari Jawa dan Bali.
Sejak SD, ia sudah tampil di berbagai acara sekolah. Saat SMP, ia mulai mencipta koreografi sendiri. Salah satu kenangan berkesan: penampilan perpisahan sekolah dengan kostum sederhana dari kertas krep yang memukau penonton.
“Saya itu dari kecil tomboy, tapi orangtua mengarahkan untuk menari. Dari situ saya sadar, ternyata tari itu panggilan jiwa.”
Masa Remaja: Menemukan Panggung
Di masa remaja, Kak Ati aktif dalam teater Bulungan dan lomba tari. Honor pertamanya, meski gak besar, memberinya keyakinan untuk menekuni tari.
Tahun 1977 menjadi titik balik: bergabung dengan Swara Maharddhika asuhan Guruh Soekarno Putra. Di sini, ia tidak hanya menari, tapi juga menjadi asisten Guruh, pelatih tari, dan pembuat koreografi. Disiplin, kerja keras, dan seni sebagai pengabdian menjadi pelajaran hidupnya.
“Kalau mau jadi seniman sejati, jangan hanya mengandalkan bakat. Mental harus kuat, disiplin itu harga mati.”
Studio 26 dan Jejak Kreativitas
Selepas dari Swara Maharddhika, kak Ati mendirikan Studio 26. Studio ini menjadi rumah kreativitas, tempat lahirnya generasi penari baru yang piawai bergerak, tangguh mental, dan profesional. Dari sini, ia menciptakan koreografi untuk konser musik, TV, festival budaya, hingga acara kenegaraan.
Ia menata tari bagi musisi legendaris Indonesia: Chrisye, Iwan Fals, Ita Purnamasari, Hetty Koes Endang, dan lainnya. Studio 26 pun menjadi laboratorium kreativitas yang terus berkembang.
“Saya selalu bilang ke murid-murid, jangan cepat puas. Bahkan sampai sekarang pun, saya masih terus belajar.”
Pelestarian Budaya
Sejak 2014, kak Ati aktif melestarikan dan memperkenalkan busana adat dari 38 provinsi melalui penyewaan baju adat dan daerah. Upayanya membantu publik dalam dan luar negeri mengenal kekayaan budaya Nusantara, sekaligus memperkuat diplomasi budaya Indonesia.
Pendidikan & Program TV
Sebagai Ketua Tim Kreatif & Art Director, kak Ati membuat program pendidikan BUNGA KHATULISTIWA – Ragam Seni & Budaya Indonesia bekerja sama dengan TVRI sejak 2022 hingga kini. Program ini telah mencapai 30 episode dan tayang di YouTube, menjadi media edukasi budaya yang menginspirasi masyarakat luas.
Diplomasi Budaya ke Mancanegara
Kak Ati membawa misi budaya Indonesia ke berbagai negara di Asia, Eropa, hingga Amerika. Setiap panggung adalah kesempatan memperkenalkan Indonesia dengan bangga, baik dari gerak tari, musik, kostum, maupun tata rias.
“Tidak ada negara yang tidak spesial. Semua memberi pengalaman berharga. Karena setiap panggung adalah cara kita memperkenalkan Indonesia ke mata dunia.”
Guru yang Tegas, Penuh Kasih
Murid-murid menggambarkan kak Ati sebagai guru tegas, bahkan galak, namun penuh kasih sayang. Ia menekankan disiplin, ketahanan mental, dan karakter kuat—kunci untuk sukses dalam dunia seni dan hiburan.
“Banyak yang bilang saya galak. Bukan galak, tapi disiplin. Kalau tidak disiplin, tidak mungkin bisa sukses.”
Filosofi Hidup dalam Seni
Bagi kak Ati, menari adalah harmoni antara wiraga (tubuh), wirama (irama), dan wirasa (rasa). Seni bukan sekadar hiburan, tapi sarana memperhalus rasa kemanusiaan dan menjadikan manusia lebih sensitif serta welas asih.
“Menari bukan hanya gerak tubuh, tapi juga gerak hati.”
Warisan yang Tak Pernah Padam
Lebih dari lima dekade berkarya, kak Ati tetap setia pada dunia seni. Ia membentuk karakter generasi penerus dan membuktikan bahwa seni adalah perjalanan hidup yang tak pernah selesai—selalu belajar, selalu mengabdi, selalu menebar inspirasi.
Catatan Redaksi
Profil ini disajikan untuk laman Profil Alumni KAPPIJA21 (kappija21.org). Kak Ati Ganda adalah Alumni KAPPIJA21 Angkatan Kedua (1985), Grup Civil Servant, saat bertugas di Departemen Pekerjaan Umum (PU), Direktorat Irigasi I – ABLN.