Alumni Nakasone

Ismail, peserta RLF: Jaringan Alumni Kappija21 Adalah Kunci Sukses Kerja Sama Global

Ismail, Peserta RLF dari Kementerian Sekretariat Negara, Angkat Bicara di Bromo: Jaringan Persaudaraan Kita Ini Tolak Ukur Keberhasilan Program dan Wadah Ilmu Pengetahuan.

Bromo, Probolinggo – Kunjungan Regional Leadership Forum (RLF) Kappija21 ke Bromo bukan hanya tentang aksi konservasi alam. Dari hamparan pasir hitam dan langit pagi yang jernih itu, lahir pula refleksi penting tentang makna sebuah jejaring alumni. Salah satu pandangan datang dari Ismail, peserta RLF asal Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara RI, yang melihat kegiatan ini sangat relevan dengan tugasnya sehari-hari.

Ismail membuka testimoninya dengan apresiasi penuh. Ia menyebut pengalaman di RLF 2025 sebagai sesuatu yang “luar biasa.”

“Acaranya luar biasa sebetulnya, sangat baik untuk menjalin persaudaraan sesama alumni program kerja sama Jepang–ASEAN,” ujarnya.

Sebagai Liaison Officer (LO) untuk delegasi Jepang pada KTT ASEAN 2023, Ismail mengaku sangat relate dengan ekosistem yang dibangun Kappija21—sebuah ruang yang mempertemukan nilai persahabatan, pembelajaran lintas budaya, dan kolaborasi jangka panjang.


Kenapa Pengelolaan Jaringan Alumni Itu Penting?

Dari perspektif kerjanya, Ismail melihat Kappija21 bukan sekadar komunitas reuni atau ajang nostalgia. Ia memaparkan tiga alasan mendasar mengapa jejaring alumni memegang peranan krusial dalam skema kerja sama teknik internasional:

1. Tolak Ukur Keberhasilan Program

“Ini menjadi tolak ukur satu keberhasilan program,” kata Ismail.

Alumni adalah bukti hidup dari efektivitas pelatihan dan beasiswa yang diberikan. Jika alumninya aktif, berkembang, dan berkontribusi, maka programnya dapat dikatakan berhasil.

2. Alat Penyebar Ilmu

Jejaring alumni bekerja seperti “mesin replikasi ilmu.” Pengalaman yang diperoleh dari Jepang atau negara lain tidak berhenti pada individu, tetapi mengalir ke institusi, komunitas, hingga kebijakan.

3. Wadah Pembentukan Talent Pool

Jejaring memudahkan pelacakan kapasitas alumni: bagaimana mereka berkembang, siapa yang siap memimpin, siapa yang menjadi ahli di bidang tertentu. Ini penting untuk keberlanjutan kerja sama antarnegara.

Ismail meyakini, jika tiga peran ini terus ditunjukkan secara nyata, maka Kappija21 akan menjadi contoh bagaimana organisasi alumni dapat ikut mengukur dan memperkuat dampak dari program kerja sama internasional.


Selalu Ada Ruang untuk Perbaikan

Meski memuji totalitas panitia, Ismail tetap memberikan catatan konstruktif. Sebagai event internasional, setiap tahun harus ada peningkatan kualitas.

“Tentunya ada beberapa room of improvement ke depannya agar para tamu bisa lebih nyaman dan acaranya semakin tertata,” ujarnya.

Ia menutup testimoninya dengan rasa terima kasih karena telah dilibatkan dalam kegiatan ini.


Makna Besar dari Testimoni Ini

Pandangan Ismail mempertegas satu hal: Kappija21 bukan hanya organisasi persaudaraan, tetapi aset strategis bangsa. Jejaring ini berperan menjaga kesinambungan hubungan Indonesia, Jepang, dan negara-negara ASEAN, sekaligus membentuk talent pool generasi pemimpin baru yang memahami nilai kolaborasi internasional.

RLF 2025 di Bromo menjadi saksi bahwa persahabatan lintas negara tidak hanya menghangatkan hubungan diplomatik—tetapi juga membuka jalan bagi inovasi, transfer ilmu, dan kontribusi nyata bagi masa depan kawasan (humas kappija21)

https://kappija21.org

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Alumni Nakasone