Pekerjaan Syarif sesungguhnya adalah cook atau juru masak di salah satu rumah sakit besar CHOP The Children Hospital of Philadelphia. Ia bercocok tanam saat sebelum dan setelah bekerja di rumah sakit. Sedangkan istrinya bernama Ummu Hani White, lahir 9 Januari 1976, saat ini bekerja sebagai Commissioner Governor’s Advisory Commission on Asian Pacific American Affairs.
Haiqal’s Garden dijadikan Syarif sebagai sarana edukasi bagi semua orang. Dari mulai anak-anak TK sampai mahasiswa perguruan tinggi dan orang tua, baik orang Indonesia maupun penduduk setempat. Bahkan ketika kembali ke Indonesia, Syarif juga sering diminta menjadi narasumber di berbagai acara. “Intinya berbagi dengan masyarakat,” ujarnya.Sebagai upaya berbagi kepada masyarakat, Syarif membuat buku berjudul Haiqal’s Garden atau Kebun Haikal dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia. Ia mencantumkan bahasa Indonesia karena ingin mengenalkan bahasa sendiri kepada masyarakat luar.
Dalam menyampaikan bukunya, terutama kepada anak-anak, Syarif yang memang seorang seniman memberikan ide baru melalui phantomim, sedangkan istrinya yang membacakan isi bukunya.
Saya ingin memberikan edukasi kepada anak-anak untuk berkebun sejak dini
Syarif Syaefulloh, Pak Tani Amerika
Ketika ditanya apakah Syarif ingin kembali dan bercocok tanam di Indonesia, ia justru balik bertanya, “Jika saya kembali ke Indonesia, apakah pemerintah mampu atau tidak mendukung saya melakukan kegiatan ini?” ujarnya. “Saya siap, jika pemerintah dapat memberi sarana pendukung,” tambahnya.
Syarif merasakan, pemerintah AS sangat mendukung dan memberi apresiasi yang baik kepada petani. Irigasi gratis, bahkan jika bayar itu sangat murah. Benih dan kompos mudah didapat dan gratis. Media tanam juga diberi dari pemerintah secara cuma-cuma. Selain itu, petani juga memiliki budaya yang baik yaitu saling berbagi antar sesama.
Bahkan Syarif juga sempat diberi tanah seluas 500 m2 dari pemerintah setempat untuk diolah, namun ia hanya mengolahnya selama tiga tahun, kemudian dikembalikan lagi ke pemerintah.
“Sewaktu-waktu jika menginginkan tanah itu kembali, saya dapat mengambilnya kembali. Sekarang tanah itu juga tetap dijadikan sebagai lahan bercocok tanam,” tutur Syarif.
Harapan Syarif untuk Indonesia adalah supaya kebijakan pemerintah itu harus kepada petani, sehingga petani dapat benar-benar maju, tidak hanya berisi slogan saja. Salah satu caranya yaitu pemotongan mata rantai distribusi hasil pertanian, supaya hasil petani dapat lebih tinggi dan menyejahterakan. Harapan yang memang ditunggu petani di tanah air.
Sumber: Tabloid Sinartani