1.Sdr MUHAMMAD IQBAL dari unsur Kopindo.ITB.
2.Sdr MUHAMMAD SIDDIQ.T IDRIS. DPP KNPI.UI.
3.Sdr ENDI BARRY BUSTAMI. MENPORA.
4.Sdr EDDY BASUKI. SEKNAS ASEAN.
5. Sdr M.HARRIS ALI MURFI.DOSEN UI..
Ke 5 Pemuda yg diterima langsung oleh PM NAKASONE. Tokyo tgl 11 Mei 1984. Katagori Asean Component. Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga bekerjasama dgn JICA. Tahun 1984 s/d 1993.
Pada Angkatan I/1984 tercatat nama mahasiswa UGM, Tjahjo Kumolo, yang kelak menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan Jokowi. Periode pertama, menjabat Mendagri. Periode kedua yang baru dilantik, Menteri PAN RB.
Setahun berikutnya, ikut program itu tahun 1985, mahasiswa dari UGM Airlangga Hartarto, yang juga kelak menjadi menteri Jokowi. Periode pertama: Menteri Perindustrian. Periode kedua yang baru dilantik, Menko Perekonomian. Airlangga juga memimpin parpol besar, yaitu Partai Golkar.
Pemulihan hubungan
Dalam reportase saya waktu itu, saya menulis, melalui program Nakasone, Jepang sebenarnya berkeinginan memulihkan hubungan dengan bangsa-bangsa di kawasan Asean. Di masa Perang Dunia bangsa di kawasan Asean yang paling merasakan kesengsaraan pendudukan tentara bala tentara Dai Nippon itu.
Ilham Bintang, Alumni Kappija21
Nakasone adalah PM Jepang pertama yang merintis hubungan baik dengan bangsa-bangsa di Kawasan Asean. Tidak hanya itu Nakasone juga mengunjungi Rusia dan China untuk memperbaiki hubungan.
Sebagai negara raksasa industri, semua negara di dunia ini adalah captive market bagi Jepang, pasar besar yang bakal menopang industrinya.
Asean tentu mendapat perhatian lebih khusus. Bangsa-bangsa di kawasan Asean masih menyimpan luka. Nakasone tak mau kejadian terulang pada masa PM Tanaka yang menghadapi resistensi di mana-mana. Kita catat di Indonesia, khususnya di Jakarta pernah meledak demonstrasi besar anti Jepang menyambut kunjungan PM Tanaka di Jakarta. Demonstrasi yang dipimpin tokoh mahasiswa Herman Siregar sungguh menjadi catatan perih bagi Jepang.Sejalan dengan itu, Jepang juga ingin memamerkan kemajuan industri mereka di berbagai sektor kehidupan. Tahun 1985 mereka menyelenggarakan pameran besar industri, yaitu Expo Tsukuba. Angkatan kami beruntung. Berangkat ke Jepang tahun 1985, sehingga bisa mengunjungi Expo di Tsukuba itu.
Fasilitas mewah
Para peserta Program Nakasone ini diundang berkunjung ke Jepang selama sebulan. Dipilih melalui seleksi ketat oleh tim yang dibentuk Kantor Menteri Negara Pemuda & Olahraga ( nama kementeriannya waktu itu).
Gratis. Mulai dari transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama mengikuti program. Fasilitasnya termasuk mewah, maklum tamu negara. Selama sebulan peserta mendapatkan kuliah sesuai bidang masing-masing dengan para dosen dari perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Waseda.
Home stay
Program ini menyediakan juga kesempatan peserta mengenal kultur Jepang dengan home stay di rumah-rumah warga Jepang selama tiga-empat hari. Home stay umumnya di daerah-daerah. Tapi biarpun daerah, tetap saja sudah standar kemajuannya.
Hingga sekarang, jumlah alumni sudah melebihi 4.000 orang. Di tahun-tahun awal, dibentuk organisasi alumni, namanya Kappija 21 (Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia-Jepang Abad 21). Abu Hanifah dan Darul Sisca, Angkatan I/1984 yang tercatat sebagai inisiatornya. Darul Sisca saat ini anggota parlemen.
Saya masih tetap beranggapan alumni Nakasone ini potensi bangsa. Maklum, direkrut amat ketat. Kategori agen pembangunan dan pembaharuan. Justru potensi itulah menurut saya yang menjadi selling point yang dilirik PM Nakasone.
Bayangkan kini para pemuda terpelajar, calon pemimpin, yang di dalam dua puluh lima tahun akan menjadi pemimpin bangsanya. Dan itu, kini terbukti. Terbukti pula sejak itu tidak ada riak yang berarti mewarnai hubungan kebudayaan dan perdagangan Indonesia-Jepang.